Merawat Ingatan Tanah Leluhur
Bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa telah bergulir, melewati tanggal ke 15 yang menjadi pertanda tradisi Nyadran akan mulai dihelat. Tradisi melawat ke tanah peristirahatan para leluhur, dengan menabur kuntum mawar putih dan merah berdampingan. Dalam iringan setangkup doa pada nisan-nisan yang membujur ke utara.
Bertemu penghujung minggu, dihari ke 20 pada penanggalan Jawa, masyarakat Margomulyo, Seyegan, Sleman, Yogyakarta sepakat menggelar tradisi Nyadran. “Pas hari libur biar semuanya bisa hadir dan berkumpul. Karena banyak masyarakat dari luar desa yang juga akan hadir karena leluhurnya dimakamkan di sini”, ungkap Kamto, salah satu tetua desa Margomulyo.
Tanpa komando, begitu jam delapan pagi mulai genap, masyarakat berangsur memadati jalan desa yang mengarah ke makam. Mereka mengular, membentuk deretan panjang. Bapak-bapak akan duduk di depan, dan ibu-ibu mengikuti di belakangnya. Serupa shaf saat shalat dihelat.