Peruntungan Bambu Malangan

anggertimur
2 min readOct 22, 2017

--

FOTO & CERITA: © ANGGERTIMUR LANANG TINARBUKO

Tunggak semi adalah istilah dalam ilmu titen Jawa yang akrab didengar saat perhitungan jodoh lewat neptu (hari) dan pasaran Jawa. Pasangan tunggak semi dipercaya dinaungi nasib murah rezeki. Makna mudah memeroleh rezeki ini kemudian disunting mendiang Amad Saidi, sebagai nama usaha rintisannya.

Usaha kerajinan Amad Saidi berbahan dasar bambu menjadi kian selaras dengan nama Tunggak Semi. Tunggak bambu yang dipotong untuk bahan baku akan tumbuh kembali, layaknya usaha yang akan terus tumbuh, berkembang dan bersemi hasil baik.

Sedari 1965, usaha kerajinan ini bertumbuh. Bermula dari keluarga hingga melebar, merangkul tetangga. Perlahan namun pasti, 1974 menjadi titik tolak Tunggak Semi, pesanan luar negeri pertama diterima. Selandia Baru menjadi negara yang menikmati hasil kerajinan tangan-tangan terampil warga Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.

Hingga kini, Tunggak semi telah menghadirkan lapangan pekerjaan pagi masyarakat Malangan dan sekitarnya. Menyerap energi tua-muda untuk berkarya lewat bilah-bilah bambu. Hal ini yang menjadikan Desa Malangan nampak sepi saat dikunjungi. “Ya pasti terlihat sepi, sebagian besar masyarakat bekerja di tempat Mbah Amad Saidi kalau siang sampai sore”, tutur Jumiyem sembari menyelesaikan besek bambunya.

Saat menelusup masuk ke ruang-ruang kreasi di Tunggak Semi, nampak para perempuan mendominasi jumlah perajin. Cerita-cerita keseharian dan gosip terbaru, diatapi gelak tawa begitu terasa di tengah-tengah mereka. Santai namun tetap seusai target. Jemari mereka begitu terampil, memadu padan bambu yang akan mewujud jadi pelbagai kerajinan bambu. Menurut Suryadi (50), putra mendiang Amad Saidi, terdapat ratusan macam desain kerajinan anyam bambu yang disesuaikan dengan pesanan. Mulai dari besek, kap lampu, hingga pelbagai jenis wadah dengan beragam fungsi.

Menariknya, kebutuhan bambu sentra kerajinan Tunggak Semi tak berasal dari desa Malangan. Mayoritas bahan bakunya didatangkan dari sekitar Kulonprogo yang berdekatan dengan Sungai Progo. Bambu yang dipilih adalah jenis Apus. Jenis bambu ini memiliki sifat yang kuat namun mudah dibentuk. Selain bambu, terdapat beberapa bahan baku tambahan seperti serat pandan, dan serat enceng gondok yang digunakan sebagai aksen pada produk kerajinan bambu Tunggak Semi.

Proses panjang sentra kerajinan Tunggak Semi menjadi bukti kesuksesan bisa diraih lewat ketekunan. Bahkan mampu mengadu peruntungan bambu Malangan hingga pasar mancanegara.

--

--

anggertimur
anggertimur

Written by anggertimur

#PenceritaFoto | Archiving Local Culture of Indonesia https://www.instagram.com/anggertimur/

No responses yet